Welcome

Malam semakin larut. Cahaya bulan remang-remang, tertutupi awan nan kelam. Gelap menyelimuti suasana. Burung kutilang bersiul-siul sahut-menyahut (beribu maaf, diakibatkan kelangkaan burung hantu akhir-akhir ini, maka dengan sangat terpaksa, perannya pada episode kali ini digantikan oleh burung kutilang). Di tengah suasana kayak gitu kalo kalian teliti kalian bakal menemukan sesosok anak manusia. Emang sih rada sulit buat nemuinnya, soalnya ni anak satu warna dengan warna malam (item, bo!). Yep, dia adalah Zerie Mahmud, si jangkung item berkacamata yang ngaku-ngaku berprofesi sebagai wartawan amatir. Nah, yang bikin curiga, ni anak saat ini sedang mengendap-endap di depan mushallanya Ibnu. Hayoo ngapain!

Ceritanya panjang sodara-sodara. ini masalah misteri yang sedang merebak-rebaknya. Misteri Buku Harian Ibnu! Kabar yang beredar, konon katanya buku harian itu luar biasa hebatnya, diwariskan secara turun temurun oleh nenek moyang Ibnu, dan katanya lagi nih, buku harian itu berisi kisah cinta Ibnu. Tapi isu tetaplah isu. Allah telah memperingatkan kita untuk tidak langsung mempercayai isu-isu dan gosip sebelum mencek kebenarannya, juga seorang muslim diajarkan untuk menutupi aib saudaranya.

“Ini baru gosip bagus!” celetuk Joker, pemimpin redaksi tabloid gosip sekolah.
“Gue ingin berita itu jadi head line tabloid kita minggu ini” lanjutnya. Teman-temannya saling bertatapan bingung. Head line, boro-boro! Terbit aja belum pernah, yang ada selama ini Cuma rencana-rencana doang.
“Tapi bos, nggak mudah lho mengungkap gosip itu. Buktinya sampai sekarang kabarnya masih simpang siur. Udah banyak yang coba ngungkap tapi gagal di tengah jalan” Zerie menginterupsi.
“Makanya itu… kitalah yang bakal berhasil mengungkap kasus itu!” tegas Joker semangat.

Dan akhir rapat diputuskan bakal dibentuk Pansus untuk menyelidiki gosip tersebut, dan – dengan sangat menyesal – dipilihlah Zerie sebagai umpan eh utusan. Yach tiada rotan yang tak retak, kafilah tetap berlalu (?).

“Ini sebuah Mission Impossible” pikir Zerie dengan bangganya, untuk itu dia mesti gerak cepat karena Zerie tidak mau misinya keduluan oleh reporter CNN (Cuka Ngefitnah en Ngenuduh). Zerie kagak rela stasiun televisi corong Yahudi yang berniat menghancurkan umat Islam itu ikut campur.

Oke deh, udah dulu flash backnya. Kini kita kembali ke Zerie yang lagi menguntit Ibnu.
Dari dalam Mushalla Ibnu, terdengar lantunan ayat suci AlQur’an. Zerie terkesima mendengarnya. Walau dia gak ngerti artinya tapi ayat itu sungguh menyentuh hati, terasa begitu damai! Dan … ketika lantunan itu berhenti, Zerie tersentak, mengingat bahwa misinya belum selesai. Maka dengan gagah beraninya dia kembali mengendap-endap. Saking gagahnya sampai-sampai cicak-cicak di dinding pun pada grogi. Sementara gerimis membasahi malam, bulan mulai menampakkan cahyanya. Tiba-tiba sekelebat bayangan sudah berada dihadapan Zerie. Daaan……..

“Nggak baik mengintip sesama muslim” ternyata Ibnu , ”Lebih baik masuk ke dalam” lanjutnya.
Ketangkap basah, apa boleh buat. Mereka berdua pun masuk ke dalam. Zerie bertekad memulai pembicaraan, untuk menutupi misinya, seperti yang pernah dipelajarinya di dalam komik detektif.

“Anu…..begini, pertama-tama….”
“Soal Buku Harian, kan?” potong Ibnu sambil tersenyum (kok tau ya? Iya dong, kan sudah baca skenario)
“Mengenai rumor yang beredar, bahwa Buku itu turunan nenek moyang, isinya yang luarbiasa, kisah cinta… semuanya benar, dan satu lagi buku harian itu bukan sesuatu yang rahasia. Antum sendiri barusan sudah mendengarnya,” lanjut Ibnu, kemudian dia mengambil mushaf AlQur’an dan menggenggamnya di tangan kanan

“Ini bukan hanya buku harian milik Ana, tetapi -seharusnya- juga buku harian setiap orang yang mengaku dirinya muslim. Ini bukan buku harian sembarangan, buku ini langsung diturunkan oleh Allah, Rabb yang Maha Indah, Maha Tahu, Maha Kuasa. Buku ini merupakan warisan paling berharga dari moyang kita, Muhammad Rasulullah 14 abad yang lalu. Tidak pernah berubah walau satu huruf pun. Kehebatannya terletak di segala segi. Keindahannya, gaya bahasanya yang mempesona, fakta-fakta ilmiah, ramalan-ramalan sejarah dan sebagainya” Ibnu menarik napas sejenak, lalu dia melanjutkan setengah berbisik “Di dalamnya terdapat cinta, ya, cinta yang paling agung, rasa cinta terhadap Allah, pemilik buku ini dan pemilik seluruh alam semesta ini”

Zerie terkesiap, dia sadar betapa nistanya hidupnya dan hidup orang-orang yang jauh dari AlQur’an. Betapa meruginya!! Memang hanya orang bodoh yang jauh dengan AlQur’an. Dan sungguh kejauhan itulah yang menjadi penyebab utama kemunduran umat. Ibarat orang buta yang kehilangan tongkat. Umat yang meninggalkan AlQur’an kehilangan pedoman dalam hidupnya.

“Mari kita tengok ke zaman kejayaan Islam. Mereka begitu semangat untuk membaca, menghapal, mempelajari dan mengamalkan AlQur’an. Sehari tanpa AlQur’an hidup terasa sangat hampa. Tapi lihatlah generasi sekarang! Kita lebih hobi membaca koran, tabloid atawa majalah. Kita lebih bangga memiliki tumpukan ensiklopedi karya dari Barat. Remaja degan bangganya meneriakkan slogan ‘Tiada hari tanpa membaca’ (komik). Astaghfirullahal’azhim!

Tapi belum telat. Ini saatnya kita berubahhh! Saatnya kita jadikan AlQur’an sebagai buku harian kita. Jadikan lantunan suci itu bergema menghiasi rumah kita. AlQur’an bukanlah barang antik yang hanya berfungsi sebagai pajangan di lemari. AlQur’an harus terpatri dalam hati, terlaksana dalam hidup, tergambar dalam perilaku. So, mari kita teriakkan slogan ‘Tiada hari tanpa AlQur’an” Ucap Ibnu panjang lebar

………………………………………
Tak bisa digambarkan perasaan Zerie setelah keluar dari mushalla, tekadnya bulat, bersahabat dengan AlQur’an. Dipandangnya langit malam yang mulai cerah. Zerie merasa Alam raya pun semua tersenyum menunduk dan memuja hadirnya (wuih kegeeran). Sambil berjalan pulang Zerie menimang-nimang recorder mungilnya. Tanpa sepengetahuan Ibnu ia sudah mengabadikan percakapan tadi. Tapi apa yang terjadi.. ciloko! Zerie lupa memasang baterai! Aaah dasar amatir.

Categories: ,

Leave a Reply